Cerita tentang kuliner jogja memang tidak ada habisnya. Kali ini ada Wedang Ronde Mbah Payem yang kabarnya adalah favorit Presiden kedua Republik Indonesia. Seperti apa sih nikmatnya? Penasaran? simak artikel ini sampai habis ya sob, Jangan lupa baca juga “Menu Special ala lombok Idjo Jogja”.
Lokasi & Jam Buka
Terletak di sebelah barat Alun-alun Utara Yogyakarta. Tepatnya di Jl. Kauman, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (maps).
Kuliner legendaris ini dijual sejak tahun 1965. Ia berjualan di tempat tersebut sejak dulu sampai sekarang tak berubah dengan gerobak dorongnya.
Kamu bisa menikmati buah karya si mbah ini mulai pukul 19.00-00.00 WIB ya sobat kuliner.
Baca Juga “Blanco Coffe & Books – Nongkrong bisa, Belajar pun bisa”
Dibuat dengan cinta
Alasan mengapa cita rasa wedang ronde Mbah Payem tidak berubah sama sekali adalah karena Beliau membuat sendiri bahan-bahan di rumahnya. Mulai dari menumbuk beras ketan, memotong kolang kaling dan memilah kacang tanah.
Semuanya masih menggunakan cara tradisional. Dari situlah mbah payem mencurahkan cintanya pada ronde sehingga membuat rasanya semakin nikmat.
Baca Juga “Omah Dhuwur Restoran Yogyakarta”
Satu mangkoknya berisi dua butir ronde yang terbuat dari beras ketan, kolang kaling berwarna merah muda yang empuk dan kacang tanah yang renyah. Rasa manis gula nya pun pas, tidak terlalu manis karena menggunakan gula asli. Jahe pada wedang rondenya pun terasa pedas, sangat cocok untuk menghangatkan tubuh di dinginnya malam Yogyakarta. Seporsi wedang ronde bisa kamu nikmati hanya dengan harga cukup murah, hanya Rp 6.000 saja.
Langganan Presiden Kedua RI
Wedang ronde Mbah Payem ini pernah menjadi langganan Presiden Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia. Dahulu semasa mantan Presiden Soeharto masih menjadi menjabat, ternyata beliau sering dipanggil oleh orang yang mengaku ajudan dari Presiden untuk membuat wedang ronde pada acara jamuan di Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta.
Baca Juga “Ayam Goreng Mbah Cemplung”
“Kulo mboten unyuk-unyuk mriko. Kulo mriko dipanggil suruhannya pak Harto, teng Istana (Saya tidak langsung kesana, saya dipanggil orang suruhan Pak Harto ke istana),” ujar Mbah Payem.
Bagaimana sobat kuliner? sangat menarik dan keren ya. Kalau si Mbah yang sudah berusia 90 tahun saja masih gigih dan semangat bekerja. Kamu jangan mau kalah ya!